Layanan Armada Indonesia Menyoroti Potensi Booming Bisnis Nikel

kuta – PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) berupaya mengembangkan potensi bisnis di Indonesia Timur bagi perusahaan yang bergerak di komoditas nikel.

Perusahaan tersebut kini bergerak di bidang jasa maritim, kata Shanti Puruhita, Chief Manager PT Jasa Armada Indonesia Tbk. Kami sedang menjajaki kemungkinan bisnis di Indonesia bagian timur dengan mengkaji kemungkinan bisnis pertambangan, termasuk nikel, yang saat ini sedang ramai dibicarakan.

“Kami menelusuri ranjau di sekitar wilayah Indonesia. Kami mengangkut barang dengan kapal. Kapal harus tetap menggunakan jasa derek dan pemanduan,” ujarnya.

Selain tertarik pada potensi bisnis nikel, Korporasi Jasa Armada Indonesia bekerja sama dengan pihak lain untuk menyelidiki Badan Usaha Pelabuhan (BUP). Sebelumnya, perseroan telah menandatangani perpanjangan kerjasama dengan PT Krakatau Bandar Samudera bersama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Banten.

“Ada lagi? Tentu saja ada. Beberapa sedang dalam proses pengajuan pesanan BUP baru. Tahun ini kami telah menambahkan delegasi BUP baru ke JAI (Jakarta Armada Indonesia). “Situs menunggu kencan berikutnya. ” tambahnya.

Terkait pembagian dividen 2022, Direktur Keuangan Jasa Armada Indonesia Reni Delvianti mengatakan melihat ke belakang, dividend payout ratio (DPR) akan mencapai 80% pada 2021. Namun, penjelasan detail belum bisa dilakukan karena rapat umum pemegang saham (RUPST) mendatang pada 21 Juni 2023.

Sebelumnya, perseroan membagikan dividen interim sebesar Rp19,41 miliar untuk tahun 2022. Dividen interim tersebut setara dengan Rp 3,68 per saham. Pembagian dividen interim tahun 2022 memperhitungkan laporan keuangan per 30 Juni 2022 yaitu laba bersih yang diatribusikan kepada induk perusahaan sebesar Rp64,7 miliar, laba ditahan tidak terbatas pada penggunaan sebesar Rp188,38 miliar dan modal sebesar Rp1,12 triliun.

“Pada tahun 2022, kami berharap dapat menutup peningkatan dividen sebesar Rp 150 miliar. Pada kinerja Desember 2022 kemarin, IPCM sudah membayar dividen interim, dimulai dengan investor dari pendapatan interim. Pada 21 Juni, RUPS saya menunggu. RUPST.” .

Sebelumnya, PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) melaporkan laba bersih sebesar Rp 47,1 miliar untuk kuartal I 2023. Laba bersih meningkat 25,1% dari Rp 37,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan pendapatan ditopang oleh pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 291,6 miliar pada kuartal I 2023, meningkat 36,8% dibandingkan Rp 213 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan aset naik 6% menjadi Rp 1,6 triliun pada akhir kuartal pertama 2023.

Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari jasa derek sebesar Rp 221,6 miliar atau 76% dari total pendapatan, diikuti oleh jasa transportasi lainnya sebesar Rp 41,6 miliar atau 14,3%. Jasa pemanduan dan manajemen kapal senilai Rp14,9 miliar dan Rp13,5 miliar, memberikan kontribusi 5,1% dan 4,6% dari total pendapatan.

Pendapatan perseroan yang dihasilkan dari pelayanan yang diberikan di pelabuhan umum tersebut mencapai Rp 110,8 miliar, disusul Terminal Tujuan Khusus (TUKS) Rp 52,8 miliar dan Terminal Khusus (Tersus) Rp 72,9 miliar.

“Kami bersyukur atas pertumbuhan pendapatan IPCM yang signifikan selama kuartal pertama tahun 2023. Meskipun ada kenaikan biaya bahan bakar dan lainnya, IPCM masih dapat membukukan pertumbuhan laba yang signifikan” kata Senior Director, Indonesia Fleet Services, kata Shanti Purohita. Kutipan dari pernyataan tertulis Perusahaan.

Perusahaan berharap kondisi ekonomi makro pada triwulan pertama tahun 2023 yang turut mendukung pertumbuhan industri akan terus berlanjut dan dengan strategi IPCM yang tepat, kinerja IPCM ke depan akan lebih baik lagi.

Shanti berbicara pada pertemuan media IPCM. Pada 18 April 2023, IPCM dan PT Nusantara Regas (NR) menandatangani amandemen kedua perluasan kerjasama pelayanan kapal di Private Terminal PT Nusantara Regas yang berlokasi di Perairan Kepulauan Seribu, Negara Bagian Jakarta, DKI.

Ditandatangani oleh Direktur Senior IPCM Shanti Purohita dan Direktur Senior PT Nusantara Regas Hari Bodhi Siddhartha.

“Amandemen kerjasama dengan PT Nusantara Rigas mencakup periode kerjasama selama 12 bulan terhitung sejak 1 April 2023 sampai dengan 31 Maret 2024,” ujarnya.

Ia mengatakan, kontrak ini merupakan perpanjangan dari kontrak layanan yang berlaku mulai tahun 2017, dan juga dilakukan amandemen pertama kerja sama yang memperpanjang kerja sama hingga 31 Maret 2023.

“Kolaborasi ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang dimiliki Nusantara Regas dalam menguji dan menunda layanan IPCM selama ini. Dengan kesepakatan di atas, diharapkan sektor transversal swasta dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap total pendapatan perusahaan.”